Manusia diciptakan terbagi ke dalam dua jenis, laki-laki dan perempuan. Dan semua ini pasti udah diatur sama Yang Di Atas, pasti ada alasannya kenapa manusia terbagi jadi kaum laki-laki dan perempuan. Tapi yang jadi pikiran gue, apakah pada dasarnya laki-laki dan perempuan itu sama?

Mungkin dibalik itu semua, baik laki-laki maupun perempuan punya kelebihan dan kekurangan yang sama. Tapi tetep aja, dalam pandangan gue, laki-laki dan perempuan itu jauh berbeda. Masing-masing emang punya kelebihan sama kekurangannya. Jadi cowok, waktu pipis nggak usah jongkok, cowok nggak ngerasain sakitnya ngelahirin. Nah kalo cewek, waktu pipis pasti harus jongkok (kalo nggak yaaa....ehm!), jadi cewek pasti bakal kedatengan tamu tiap bulannya, dan cewek pasti bakal ngerasain sakitnya ngelahirin, dll. Dan kata gue, CEWEK ITU LEBIH DIRUGIKAN!

Kenapa? Oh kenapa...
Karena menurut gue, (nggak tau ya kenapa) tapi kalo sebelum dilahirin gue bisa milih jenis kelamin (OH YESSS! Enak banget kali ya, kalo bisa milih) gue pasti bakal milih jadi cowok. Kenapa? (kenapa lagi?)

Karena yang gue liat, jadi cowok itu lebih soliter. Yah, bagi mereka, 'Man gotta do what man gotta do.' Cowok itu labih keliatan kebersamaan antarcowoknya. Mungkin karena hati mereka itu nggak sedalem cewek. Nah, kalo cewek? Cewek itu biasanya lebih nge-peer. Maksudnya, cewek itu biasanya kalo udah temenan sama satu orang, pasti bakal dekeeeeeet banget. Tapi sama yang lainnya malah nggak terlalu deket. Cuma sama yang itu-itu aja. Sedangkan cowok itu bisa deket sama siapa aja. Mereka jarang milih-milih temen. Dan yang gue liat, di dalem cewek itu pasti banyak banget rahasianya. Yah, cewek lebih suka main rahasia-rahasiaan dibanding cowok yang sukanya terang-terangan. Kata Vermouth (salah satu agen Black Organization di Detective Conan. aargh! Gue udah jarang ngikutin nih!)


"Secret makes a woman, woman."


Jadi, cewek itu bakalan di sebut cewek kalo punya rahasia. (Kenapa harus begini???? Ohhhh!) Terus ada lagi nih quote yang di Titanic...


"Woman's heart is deeper than the deepest sea."

Nah, disinilah bedanya! Cewek itu emang diciptain punya perasaan yang sensitif banget, mereka juga pinter nyimpen rahasia. Kalo cowok, gara-gara mereka nggak sensitif, jadinya mereka bakal lebih terang-terangan.


Tapi justru disinilah yang nggak gue suka. Kenapa cewek harus diciptain kayak gitu? Emang sih, gue sendiri cewek. Tapi gue udah ogah kalo udah rahasia-rahasiaan. Seakan-akan rahasia itu sangat-sangat RAHASIA (Ah, gue juga nggak ngerti ngomong apa), tapi seakan-akan rahasia itu nggak boleh ada orang yang nggak berkepentingan yang boleh tau. Kayak...kalo ada orang lain yang nyari tau tanpa ijin, bakalan kena santet. (haha. garing ah)


Jadi mungkin gue bakal prefer jadi cowok, dan kalo gue ntar reinkarnasi, trus gue boleh milih, gue bakal milih jadi cowok. haha.


Hikmah hari ini: Jadi apapun kita, cewek ato cowok, kita tetep harus bersyukur! :) Tapi mungkin ntar, waktu reinkarnasi, gue tetep milih jadi cowok! hehe.


Einstein dengan teori relativitasnya berpendapat bahwa massa atau benda-benda adalah sesuatu yang relatif. Hal ini karena materi atau benda-benda selalu bergerak, nggak pernah diem.

Kenapa bisa begini? Nah, ini karena materi itu tersusun dari atom-atom yang selalu bergerak. Dan kata Einstein, semua yang ada di dunia ini selalu bergerak. Nggak ada satu benda pun yang diem. Jadi kalo kita liat benda-benda mati, sebenernya benda-benda itu nggak diem ditu aja, tapi kalo kita liat lebih jauh lagi, sebenernya benda-benda itu bergerak, karena atom-atom yang menyusunnya selalu bergerak. Dan inilah kenapa ada teori relativitas Einstein.

Tapi nggak cuma sampai situ aja. Teori relativitas ini didasari oleh dimensi waktu. Nah lho? kok nggak nyambung?

Bukannya nggak nyambung. Justru dimensi waktulah yang memiliki peranan penting dalam teori relativitas ini. Karena adanya dimensi waktu, maka sesuatu di dunia ini menjadi relatif. Karena segala sesuatu yang berada di dimensi waktu ini selalu berubah, semuanya berubah karena bergerak. Dan semuanya bergerak karena waktu terus bergerak. Karena itu, dengan bergeraknya waktu, segala sesuatu menjadi relatif, nggak pasti. (Yep! Semuanya, kecuali Allah. hehe)

Waktu sendiri bisa berubah tergantung sama keadaannya. Einstein menyatakan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Menurutnya, saat seseorang mengalami percepatan mendekati kecepatan cahaya, maka waktunya akan mengalami perlambatan yang cukup signifikan. Misalnya, bila seseorang melakukan perjalanan dengan kecepatan yang begitu tinggi hanya dalam sesaat, maka saaat orang itu kembali ke dunia normal, ia akan menemukan bahwa bagi orang lain beberapa ratus tahun telah terlampaui.

Jadi kalo kecepatannya berbeda, maka pergerakan waktu juga berbeda. Nah, kalo udah ada teori dasar kayak gini, berarti yang namanya mesin waktu itu bakalan ada dong? Kan kalo bisa melakukan perjalanan dengan kecepatan tinggi hanya dalam sesaat dan waktu menjadi melambat, yang bagi orang lain perjalanan itu sama dengan beratus-ratus tahun, berarti kita bisa berada di mansa depan? (Kalo mesin waktu yang menjelajah masa lalu sih udah banyak dibahas, jadi mendingan masa depan aja!)

Hmmmmm....*mikir dulu*

Haus nih, minum dulu ah!

(Sorry, ngambil minum dulu yah.)

Oke, balik lagi!

Hmmmm....

*mikir lagi*

*masih mikir*

*masih mikir juga*

...................................

AAAAAAAAAAAAARGH!!!!

Mentok nih! Yaaah...mungkin kalo diliat dari teori sih gampang ya? Tapi kenyataannya meskipun di film-film udah banyak mesin waktu masa depan, tapi sampe sekarang belum ada yang bisa menjelajah ke masa depan. Tapi mungkin nggak sih?


Setiap orang waktu ia tidur pasti pernah ketemu sama yang namanya mimpi. Bukan ketemu terus 'say hi' gitu sih. Lebih tepatnya, mimpi itu pasti datang dengan sendirinya. Meskipun orang yang tidur itu nggak sadar atau nggak mau. Yep! Mirip jelangkung dikit, yang dateng nggak dijemput pulang minta oleh-oleh. Mmmmmmm....jelangkung matre! Ke laut aje!

Lanjut!
Nah, kalo gitu berarti mimpi itu nggak ada yang ngendaliin dong?
Yah, bukan berarti nggak ada yang ngendaliin, tapi mimpi itu sebenernya adalah pengalaman bawah sadar yang ada hubungannya sama indera-indera saat tidur, misalnya pendengaran, pengelihatan, pikiran, perasaan, dan teman-teman masa kecil lainnya. Hal ini terutama disebabkan karena adanya pergerakan REM (bukan rem mobil, tapi Rapid Eye Movement/REM Sleep), yaitu pergerakan bola mata yang sangat cepat. Jadi bukan berarti mimpi itu tiba-tiba ada, tapi sebenernya kita sendiri-lah yang mengendalikan. Tapi kita sendiri nggak sadar kalau kita yang mengendalikan mimpi itu. Ya iya sih, kan mimpi itu pengalaman bawah sadar.

Tapi bukan berarti gara-gara bawah sadar terus kita jadi nggak bisa ngerasain mimpi itu sendiri. Karena sebenernya terkadang si pemimpi tersebut menyadari bahwa ia sedang bermimpi, dan kadang juga ia bisa mengendalikan mimpinya tersebut.

Banyak orang bilang, kalo mimpi itu cuma sekedar bunga tidur (jujur, kalo gue sih lebih milih bunga bank) yang nggak punya arti apa-apa. Tapi nggak sedikit juga yang percaya sama mimpinya itu. Misalnya Sigmund Freud, yang percaya kalo mimpi itu punya makna kebenaran yang terselubung. Dan menurut Primbon, katanya mimpi-mimpi itu mengandung arti, misalnya mimpi ketimpa duren yang artinya dapet rejeki, mimpi denger burung berkicau yang artinya bakal dapet duit, mimpi gali jurang yang artinya bakal dapet masalah, sampe mimpi pipis di WC yang artinya waktu bangun celana udah basah. lol.

Tapi mungkin itu semua cuma tafsiran kita sendiri yang ngebandingin sama kejadian setelah kita bangun. Kalo kita mimpi nemu dompet di jalan terus pas bangun tiba-tiba kita dikasih duit, terus kita bakal berpikir kalo mimpi-mimpi kayak nemu dompet gitu lantas kita bakal dapet rejeki. Tapi menurut gue, mimpi itu cuma permainan dari pikiran kita. Bingung? Sama!

Jadi gini, menurut hasil penelitian, mimpi nggak disebabkan karena rangsangan dari lingkungan selama tidur, tapi karena adanya proses biologis internal dalam tubuh. Dalam proses ini, sel otak besar pada bagian belakang secara periodik pecah dalam selang waktu sekita 90 menit, dan mengirimkan stimulus secara acak ke bagian korteks otak. Akibatnya, bagian memori, sensorik, kontrol saraf, dan kesadaran pada otak akan ter-stimulasi secara acak yang mengakibatkan terjadinya puncak rangsangan pada korteks. Dan pada akhirnya proses ini akan menyebabkan terjadinya mimpi.

Tapi pertanyaannya, apa bener mimpi itu berkaitan langsung sama pribadi seseorang?
Nah, untuk itu para peneliti melakukan penelitian tentang hal ini. Sebagian psikoterapis berpendapat bahwa saat rangsangan neurologis dari otak yang memicu terjadinya mimpi, isi dalam mimpi bisa jadi berasal dari kebutuhan, keinginan, atau harapan dari otak bawah sadar manusia. Karena itu, mereka menganggap mimpi itu adalah hasil dari alam bawah sadar seseorang, yang dikenal sebagai "phenomenological-clinical", atau "top-down". Di pihak lain, ada psikoterapis yang beranggapan bahwa mimpi nggak punya arti khusus, yang dikenal sebagai penjelasan "bottom-up".

Kita jarang banget bisa inget sama mimpi kita. Karena pada umumnya mimpi kita tersimpan di otak sementara yang bisa mengingat antara 5-10 menit saja. Saat kita mimpi, prefrontal cortex, atau otak yang biasa kita pake sehari-hari bakal nggak aktif, mungkin kayak lumpuh gitu. Dan mimpi cuma terjadi di bagian otak depan kita (forebrain), jadi kita nggak bisa ngendaliin arah dari mimpi kita. Kita nggak bisa ngatur mau mimpi apa hari ini, besok, atau minggu depan. Mimpi kita juga nggak terbatas oleh dimensi waktu dan ruangan. Bisa jadi mimpi itu berkaitan dengan masa lalu, masa ini, atau masa depan.

Berat banget bahasannya! Tapi salut sama para peneliti yang udah mau ngungkap hal ini. (Applause! plok-plok-plok). Kalo menurut persepsi gue sih, mimpi itu disebabkan karena emosi kita yang nggak bisa tersampaikan sehingga jadi kebawa ke mimpi, obsesi atau keinginan yang besar, kejadian-kejadian saat kita sadar yang masih kita pikirin, atau mistisnya...bisa jadi sebuah pertanda! Nah lo!

Kalo emosi yang nggak tersampaikan itu misalnya, hari itu kita lagi bete (mungkin gara-gara seseorang...who knows?) terus masalah itu jadi pikiran kita hari itu. Dan emosi kita nggak juga surut sampe kita tidur. Akhirnya bakal kebawa mimpi, dan tiba-tiba kita jadi mimpiin masalah itu. Dan katanya nih, cewek itu lebih sering dapet mimpi buruk daripada cowok! Kok bisa? Jadi, cewek itu kan pada dasarnya "makhluk yang paling bisa nyimpen rahasia." Kalo kata Kate Winslet (itu tuh, yang di Titanic), "A woman's heart is deeper than the ocean for a secret." Nah kalo cowok, dia bakal bilang, "Man gotta do what man gotta do." Jadi, cewek bakal ngebawa masalah atau kekhawatiran mereka sampe ke alam mimpi dan perhatian emosional mereka bakal terus terproses waktu tidur.

Obsesi atau keinginan yang besar juga bisa jadi penyebab mimpi. Misalnya kita pengen banget jadi artis ngetop, tapi hal itu belum bisa terwujudkan saat itu. Oleh karena itu pikiran kita akan terus menuju kepada keinginan kita tersebut. Akhirnya apa yang kita inginkan itu jadi pikiran dominan kita. Tapi pikiran yang dominan itu nggak selalu disebabkan oleh obsesi atau keinginan. Bisa jadi ada suatu hal yang terus kita pikirin karena kita nggak tau jalan keluarnya, atau yang lagi 'hot' jadi bahan obrolan. Kalo pikiran kita jadi dominan kayak gitu, bisa jadi terbawa ke mimpi.

Nah, kejadian-kejadian saat kita sadar juga nggak lepas dari penyebab mimpi. Karena pikiran sadar kita dan pikiran nggak sadar punya semacam hubungan (Bukan hubungan yang aneh-aneh kok. Mereka baik-baik aja.) yang bisa saling mempengaruhi. Misalnya waktu kita sadar, kita ketemu temen. Eh, waktu di mimpi kita ketemu lagi sama dia...(padahal niatnya mau ketemu artis di mimpi malah ketemu dia lagi...apes banget gue!). Meskipun begitu, kita pasti akan mimpiin hal-hal yang kita ketahui. Meski kadang hal itu merupakan simbolik dari hal lain. Jadi misalnya kita mimpi berada di suatu tempat yang asing banget, orang-orangnya juga nggak kita kenal. Tapi sebenernya otak kita nggak asal menciptakan hal itu, karena sebenernya semua itu udah pernah terjadi atau kita liat, cuma kita nggak inget akan hal itu. Di samping itu, ternyata otak itu kreatif banget waktu tidur. Karena otak bisa menggali memori kita yang bahkan udah kita lupain.

Terus, kalo yang berhubungan sama mistis-mistis gitu, banyak yang bilang mimpi itu sebagai pertanda. Nggak tau mimpi itu datengnya dari Allah, malaikat, jin, setan, atau 'something else'.

Baru-baru ini, isu tentang kiamat 2012 banyak banget jadi bahan obrolan. Dan banyak juga yang katanya mimpi peristiwa itu bener-bener terjadi. Ada yang mimpi kiamat tahun 2013, tahun 2012, ada yang mimpi dikasih tahu sama malaikat tentang kiamat itu, dll. Ada yang bilang mungkin ini sebuah pertanda. Gue emang nggak begitu ngerti sama yang kayak gitu, tapi menurut gue, yang penting itu, "Satu hal yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian." Jadi mimpi nggak bisa digunain untuk memprediksi masa depan, meskipun mimpi itu indah atau aneh, masuk akal atau nggak.

Jadi meskipun kadang mimpi itu jadi kenyataan, lantas jangan jadi percaya terus sama mimpi. Kan yang penting, kita mempercayai hal-hal yang sudah pasti kebenarannya. Meskipun semua hal di dunia ini relatif. :P

Sumber: Kompilasi dari berbagai sumber


Gue coba buat cerpen nih. Awalnya sih buat tugas Bahasa Indonesia, tapi yah lumayan buat iseng-iseng.


"Mencoba adalah suatu awal yang akan mengantarkan kepada suatu keberhasilan. Karena dengan mencoba berarti membuat 2 kemungkinan, berhasil atau gagal. Tapi tidak mencoba hanya akan membuat satu kemungkinan: FAILURE."
Well, here's the story...


***


Putih. Warna yang menggambarkan kesucian dan kelembutan. Tapi tidak bagiku. Putih adalah warna yang paling ku benci. Setiap kali aku membuka mata, yang pertama kali merasuk ke dalam mataku adalah warna putih. Dan di gedung putih tua ini pulalah aku dikurung.

Bertahun-tahun aku dikurung dalam kotak berdinding putih. Tak pernah kurasakan getaran aura yang kuat melingkupi gedung ini. Satu-satunya yang kurasakan di sini adalah perasaan menyentuh kematian serta kekosongan yang membuatku merinding. Aku benci setiap hari hanya mencium bau khas gedung ini bercampur bau darah segar. Aku benci tak ada seorang pun yang benar-benar peduli padaku. Mereka hanya tertawa di luar sana menyaksikan aku menderita di dalam gedung yang mengeluarkan bau aneh ini.

Ketika aku menerawang ke arah langit jingga dari balik jendela, aku bisa melihat seekor burung dengan sayap lebar terbentang sedang terbang menuju matahari. Aku iri melihat kebebasannya dalam menaklukan langit sore. Ia dapat terbang sesuka hatinya tanpa terhalang oleh dinding-dinding kokoh.

Andai aku adalah burung itu, aku pasti sudah terbang menyeberangi lautan. Jauh dari tempat ini.’

Aku selalu berkeinginan untuk terbang ke luar sana. Menghirup udara segar yang tak bercampur bau darah. Merasakan hembusan angin yang merupakan hembusan nafas Dewa. Melihat indahnya bintang-bintang yang berkelip dan rembulan yang tersenyum.

Aku akan melakukan apa saja, sekalipun itu menyakitkan, asalkan aku bisa terbebas dari gedung putih ini.

***

Semakin hari kondisi tubuhku semakin memburuk. Namun keinginanku untuk terbang dan terbebas dari bau gedung ini tak pernah berkurang. Justru sebaliknya. Kian hari gejolak itu kian bertambah. Hingga suatu hari aku memutuskan untuk bebas. Bagaimanapun caranya.

***

Saat bintang-bintang telah menghiasi langit gelap dan orang-orang telah meninggalkan gedung menjadi semakin sunyi, dengan hati-hati aku keluar dari kotak putih berukuran 6 x 8 meter tempatku dikurung. Kemudian aku menyusuri lorong di gedung ini hingga kutemukan sebuah perantara yang dapat membawaku terbang ke angkasa. Aku menyelinap ke sebuah ruangan tempat orang-orang berpakaian serba hijau, menyayat dan mengutak-atik isi tubuh si Pasien.

Di dekat jendela ruangan itu aku melihat pantulan sinar rembulan dari alat-alat yang mengkilap. Ku hampiri alat-alat itu dan ku temukan sebilah pisau diantara berbagai alat tajam lainnya. Aku tersenyum tipis ketika mengelus pisau itu.

“Pisau ini akan membawaku terbang kemana pun aku mau.”

Dengan senyuman di bibirku, aku meletakkan pisau itu tegak lurus dengan pergelangan tangan kiriku. Perlahan aku mulai menyayat kulit di sekitar pergelangan itu. Aku merasakan sebuah sensasi yang sebelumnya tak pernah kurasakan. Semakin dalam aku menyayat, sensasi itu semakin dahsyat. Begitu bergejolak di dalam tubuhku hingga rasanya meluap-luap.

Aku dapat mendengar aliran darahku yang mengalir. Darah segar yang berwarna merah terang membasahi lantai ruangan itu. Setelah berkali-kali ku gesekkan pisau ke pergelangan tangan kiriku, kini pisau itu kuletakkan tepat di dada kiriku. Dapat kurasakan detak jantungku yang semakin melemah.

“Gara-gara jantung lemah ini, aku tak dapat merasakan dunia luar. Aku terkurung dalam gedung putih yang memuakkan ini.”

Dengan sisa tenaga yang tersisa, ku tancapkan pisau itu dalam-dalam ke dada kiriku, hingga menembus jantung. Kurasakan sensasi yang memuncak. Begitu menakjubkan. Tetapi sensasi itu hanya sesaat, karena mataku kemudian terpejam dan segalanya menjadi gelap gulita.

***

Ketika aku membuka mata, aku sudah berada di bawah gemerlap bintang malam. Aku terpesona dengan keindahan ini. Dapat ku lihat berbagai rasi bintang yang menghiasi gelapnya langit. Setelah agak lama memandangi keajaiban malam ini, ku lirikkan mataku ke arah bawah. Aku terkejut. Ternyata aku berdiri di atas sebuah kota. Kota tempatku lahir, tempatku dikurung dan merasakan penderitaan, kota tempat gedung putih itu berada. Tapi sesungguhnya aku bukan berdiri. Aku terbang. Di langit malam.

Kini impianku telah terkabul. Aku dapat terbang dan pergi kemana pun aku mau. Aku bebas.

Tapi, kenapa aku tak sepenuhnya merasakan kegembiraan? Impianku telah tercapai, tapi sepertinya masih ada sebuah perasaan yang mengganjal di hatiku. Perasaan hampa. Kekosongan. Seperti…kesepian.

***

Setiap malam, aku berkeliaran kesana kemari untuk mencari mangsa. Mangsaku adalah orang-orang yang sedang putus asa dan memiliki hati yang lemah. Karena dengan begitu aku bisa mempengaruhi orang-orang itu dengan mudah. Aku dapat melakukan panggilan dengan membisikkan sesuatu kepada mereka. Jika hati mereka goyah, maka aku bisa menguasai tubuh mereka melalui bisikkan itu. Aku bahkan mampu menguasai mereka hingga mereka mengakhiri hidup dengan meloncat dari atap gedung.

Hanya saja, manusia lainnya memusuhiku. Banyak manusia yang ingin mengusirku pergi dari dunia ini. Padahal aku hanya ingin berada di dunia ini, dunia yang dulu hanya dapat kulihat dari balik jendela gedung berwarna putih itu.

Kini aku memang telah menjadi roh, tetapi dulu aku juga seorang manusia yang memiliki perasaan. Perasaan itu masih tersisa dalam hatiku.

“Yang ku inginkan hanyalah seorang teman.”

"Life without a risk is a life unlived"

Good Morning, World!
Welcome to the world without rule. Everyone here can express his own dreams.

Semua orang punya mimpi. Dan karena itulah ia bisa hidup. Tidak hanya bernyawa tapi tidak memiliki jiwa, tidak hanya menghirup udara tapi tidak bernafas, tidak hanya jantungnya berdetak tapi tidak berdebar.
Manusia bebas bermimpi!